0

Kitab Kuning Qurratul Uyun

Kategori: Kitab Kuning & Makna | Dilihat: 1957 Kali
Harga: Rp 8.00020%
Rp 10.000
Grosir
Beli (>=10)
Tambah ke Wishlist

Pemesanan Juga dapat melalui :

Whatsapp SMS Telp
Rincian Kitab:
Penulis : Abi Muhammad at Tihami al Idris
Penerbit Al Hidayah
Jilid Cover : Soft Cover (Kurasan)
Dimensi : 19 x 27 cm
Isi Kertas : Nanking Paper
Jumlah Halaman : 72 Hal
Berat : 140 Gram

Deskripsi Produk

Di pesantren tak hanya dipelajari kitab-kitab bertemakan hadis, tafsir, fiqih, nahwu, balaghah, tetapi juga dipelajari kitab yang membahas edukasi seksualitas bagi santri. Biasanya antusiasme santri saat ngaji pendidikan seks sangatlah tinggi. Dan, hal ini penting disampaikan agar sejak dini santri bisa memahami pentingnya menjaga organ-organ vital pada dirinya. Di samping itu, pendidikan seks juga berkaitan erat dengan praktik-praktik ibadah yang dibahas dalam fiqih.

Biasanya, para kiai dan guru mengajarkan materi pendidikan seks berdasarkan jenjang kelas para santri. Artinya, semakin senior santri itu, maka pelajaran seks yang diberikan akan lebih detail lagi. Bagi santri yang masih di kelas awaliyah (dasar), biasanya hanya diberikan materi seputar aqil balig (menstruasi bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki). Lain halnya bagi santri kelas ulya (atas) ia akan mendapatkan pendidikan seks yang lebih vulgar.

Syekh Ulwan menjabarkan bahwa pendidikan seks bagi anak diberikan sebagai bekal pemahaman tentang alat-alat seksual dasar bagi anak. Pendidikan ini haruslah dimulai sejak dini, sewaktu anak mulai mengerti hal-hal yang berkaitan dengan naluri seksualitas yang melekat sesuai jenjang usianya. Harapannya setelah anak tumbuh dewasa, ia dapat memahami apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan terkait aktivitas seksualitasnya. Hingga akhirnya nilai-nilai islami melekat kuat hingga menjadi pedoman kehidupanya. Walhasil si anak akan kuat imannya dan tidak mudah diperbudak oleh hawa nafsu dan tenggelam dalam gaya hidup hedonis atau seks bebas. (Tarbiyatul Aulad, 1119)

Uniknya, pendidikan seks di pesantren kebanyakan diajarkan di bulan Ramadan. Tak heran, dahulu sewaktu masih di madrasah ulya, yang dinanti-nanti para santri adalah Ramadan. Kelakarnya begini, “Saya menyambut Ramadan dengan penuh antusias. Saat itulah saya bisa belajar berumah tangga dan ngaji seks yang islami.” Di antara sekian banyak kitab yang khusus berisi pendidikan seks da rumahtangga ini, antara lain Qurrotul Uyun bi Syarhi Nadzam Ibn Yamun karya Syekh Muhammad at-Tahami Ibnu Madani, Uqudul Lujain karya Syekh Nawawi al-Bantani, Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkam an-Nikah karya KH. Hasyim Asy’ari, Fathul Izar karya Agus Abdullah Fauzi, Irsyadu Zaujain karya Muhammad Utsman dan lainnya. Di antara sekian banyak kitab tersebut yang paling jadi primadona adalah Qurrotul Uyun. Tanpa menafikan kitab-kitab lainnya, kitab ini termasuk jajaran kitab favorit. Tentu saja karena daya tarik pada bab bersenggama-nya yang dijelaskan secara terang benderang, tanpa tedeng aling-aling, dengan bahasa yang menggairahkan.

Qurrotul Uyun merupakan kitab berbentuk syarah dari nazham (Syair) yang ditulis oleh Syekh Qasim bin Ahmad bin Musa bin Yamun. Sebagaimana kitab syarah pada umumnya, Syekh Tahami menyajikan ulasan yang memahamkan secara runut pada tiap bait-bait yang disusun Syekh Yamun. Tetapi, Syekh Tahami memiliki kelihaian dan keluwesan bahasa yang benar-benar mudah ditangkap oleh pembaca. Qurrotul Uyun menyajikan pembahasan senggama secara lengkap dan gamblang, mulai dari pemilihan waktu yang tepat, tata cara foreplay yang dianjurkan, bagaimana posisi yang unggul dan doa-doa yang harus dibaca.[]

Produk Terkait
Butuh Bantuan?