Kitab Kuning Hasyiyah Asymawi ala Matni al Ajurumiyah
Rincian Kitab:
Penulis | : Abdullah ibn Fadhil Syaikh al-Asymawi |
Penerbit | : Al Hidayah |
Jilid Cover | : Kurasan |
Dimensi | : 19 x 27 cm |
Isi Kertas | : Nanking Paper |
Jumlah Halaman | : 33 Hal |
Berat | : 100 Gram |
Deskripsi Produk
DALAM sejarah, kaum muslimin adalah kelompok masyarakat terdepan dalam tradisi tulis-menulis. Di saat bangsa lain masih banyak yang buta huruf – saat negara-negara Eropa masih dalam masa ‘kegelapan’-, negeri Islam telah menjadi pusat ilmu pengetahuan.
Ahli ilmu dan para ulama Islam telah mengelilingi separuh dunia dengan catatan dan hafalan mereka, masyarakatnya sudah dijejali dengan berbagai perpustakaan yang menghimpun ribuan hasil karya para kaum terpelajar (baca: ulama).
Menurut catatan sejarah tervalid, manakala Islam mulai masuk ke Indonesia, terbawalah referensi- referensi karya ulama semacam ini bersamaan dengan kehadiran para da’i, yang di kala itu, kebanyakan profesi mereka adalah sebagai pedagang.
Karena keterbatasan teknologi pengolahan kertas, di masa silam ketersediaan kertas hanya terbatas yang berwarna kuning. Bahkan mushaf Alquran di masa silam, juga dicetak dengan kertas warna kuning. Namun untuk masanya, kitab kuning itu sudah sangat bagus, dibanding transkrip asli hasil goresan pena penulisnya, kertasnya bercorak tebal tak beraturan berwarna kuning kecoklatan, kalau di masa sekarang cenderung berwarna peach dan apricot.
Salah satu kitab tatabahasa Arab (nahwu) yang poluler adalah matan al-Ajrumiyyah (kadang disebut al-ujurrumiyah atau jurumiyyah) karya Syaikh Muhammad ash-Shanhaji (w. 723 H.). Matan ini tanpa melalui syarhnya langsung diberikan hasyiyah oleh Syaikh Abdullah al-Asymawi.
Dalam hasyiyahnya ini, beliau merinci defi nisi, menjelaskan tata bahasa, dan memperluas setiap pembahasan dengan contoh penerapan dalam bahasa Arab, yang kadang dikutip dari Ayat Al-Quran ataupun syair berbahasa Arab.[]