Kitab Kuning Kifayatul Awam
Rincian Kitab:
Penulis | : Abi Muhammad at Tihami al Idris |
Penerbit | : Al Haramain |
Jilid Cover | : Kurasan |
Dimensi | : 19 x 27 cm |
Isi Kertas | : Nanking Paper |
Jumlah Halaman | : 88 Hal |
Berat | : 150 Gram |
Deskripsi Produk
Ilmu tauhid merupakan salah satu pelajaran wajib di lembaga pendidikan Islam, termasuk pesantren-pesantren di Indonesia. Mengapa? Karena ia menyangkut hal paling fundamental dalam Islam, yakni iman. Ilmu ini biasa juga disebut ilmu aqidah.
Jika fiqih mempelajari status hukum perbuatan lahiriah seorang mukallaf, tasawuf membahas aktivitas batin, maka aqidah adalah perihal yang berkaitan dengan keyakinan. Ketiga unsur inilah yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya yang sangat masyhur mengenai iman, Islam, dan ihsan—ketiganya lalu diderivasikan menjadi ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu tasawuf.
Ketiga ilmu tersebut sangat penting untuk dipelajari, terutama ilmu tauhid yang menyangkut keyakinan kepada Allah subhanahu wata’ala. Ringkasnya bagaimana ibadah kita ingin diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala sedangkan keyakinan kepada-Nya pun masih salah, atau bahkan tidak meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan dirinya. Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap mukallaf untuk mengetahui aqidah yang benar beserta dalilnya walaupun secara global saja. Adapun dalilnya secara rinci, hukumnya adalah fardhu kifayah.
Di pesantren, untuk mengaji aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, para santri biasanya menggunakan kitab Kifâyatul ‘Awâm, Tuhfatul Murîd Syarh Jauharah at-Tauhîd, al-Iqtishâd fî al-I’tiqâd, Nadham Kharîdah al-Bahiyyah, dan lain-lain. Namun kitab-kitab itu biasanya mulai dipelajari di tingkat aliyah ke atas. Adapun tsanawiyah biasanya menggunakan Mandhûmah ‘Aqîdatul ‘Awâm (atau biasa cukup disebut Aqidatul Awam) beserta syarahnya.[]