Kitab DARDIR Ala Qisshotil Mi’roj Nabi Muhammad SAW
Rincian Buku :
» Pengarang | : Syekh Najmuddin al Ghaiti |
» Penerbit | : Manba'ul Huda |
» Cover | : Soft Cover |
» Dimensi | : 14 x 20 cm |
» Isi Kertas | : HVS Paper |
» Jumlah Halaman | : 40 Hal |
» Berat | : 70 Gram |
Deskripsi Produk
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada penulis kekuatan dan kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan terjemahan kitab Dardir ‘ala Qisshotil Isra’ wal Mi’raj, kami berharap terjemahan buku ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi segenap kaum muslimin yang ingin mengetahui proses terjadinya isra’ dan mi’raj Nabi kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW. dilukiskan dalam Surah al-Isra:1, "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
Isra’ dan Mi’raj Merupakan peristiwa penting bagi Rasulullah Muhammad SAW. Kala itu, dalam waktu kurang dari semalam suntuk, Rasulullah berpindah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan menuju Sidratul Muntaha.
Bagi kebanyakan umat Muslim, sudah tahu peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad menuju langit ketujuh untuk menerima perintah salat dari Allah SWT.
Isra Miraj atau perjalanan Nabi Muhammad n menembus langit 7 tersebut terjadi pada suatu malam tanggal 27 Rajab.
Di sisi lain, sebenarnya Isra’ dan Mi’raj merupakan 2 (dua) peristiwa berbeda. Namun, karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan, disebutlah Isra’ Mi’raj. Isra’ merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Jerusalem. Sementara, Miraj adalah perjalanan Nabi dari bumi menuju Sidratul Muntaha, langit ke tujuh yang merupakan tempat tertinggi.
Jadi, dua perjalanan yang dilakukan nabi Muhammad SAW tersebut hanya ditempuh dalam waktu satu semalam. Nabi Muhammad SAW. menerima perintah shalat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut buku ini menjelaskan tentang kisah Isra’ wal Mir’aj atau kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW saat mendapat perintah shalat dari Allah SWT.