Terjemah Tijan ad Darori
Rincian Buku :
» Pengarang | : Syeikh Muhammad an Nawawi |
» Alih Bahasa | : Achmad Sunarto |
» Penerbit | : Mutiara Ilmu |
» Cover | : Soft Cover |
» Dimensi | : 14 x 20 cm |
» Isi Kertas | : HVS Paper |
» Jumlah Halaman | : 57 Hal |
» Berat | : 70 Gram |
Deskripsi Produk
Hampir sebagian besar umat Islam mengenal sifat-sifat Allah SWT. Sebagaimana banyak ditulis dalam kitab-kitab klasik ataupun yang ditulis tokoh Muslim kontemporer, sifat-sifat Allah itu ada 20 macam. Dan, ke-20 sifat itu biasanya dinamakan dengan sifat 20 atau 20 sifat yang dimiliki Allah.
Salah satu kitab klasik yang membahas masalah sifat 20 ini adalah Tijan ad-Daruri yang ditulis oleh Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani atau yang lebih populer dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani.
Kitab ini merupakan syarah (komentar) dari risalah ilmu tauhid yang ditulis oleh Syekh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri, seorang ulama Al-Azhar, Mesir, atau yang dikenal dengan Risalah al-Bajuri.
Dalam kitab ini (Tijan ad-Daruri--Red), dijelaskan sifat-sifat Allah tersebut, termasuk 20 sifat yang mustahil dimiliki oleh Allah, yaitu lawan dari sifat wajib di atas.
Di samping ke-20 sifat wajib dan mustahil bagi Allah itu, para ulama juga menyebutkan satu lagi sifat yang boleh dimiliki Allah, yaitu sifat jaiz. Dengan sifat jaiz ini, semuanya tergantung kepada Allah, apakah akan menciptakan sesuatu ataupun tidak.
Syekh Ahmad al-Marzuqy, pengarang nazam Aqidah al-Awwam, menyatakan, ''Dengan karunia dan keadilan-Nya, Allah memiliki sifat boleh (wenang), yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya.'' Keterangan ini berdasarkan firman Allah, ''Dan, Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka.'' (QS Alqashash: 68 dan Albaqarah: 284).
Sementara itu, menurut Syekh Bajuri sebagaimana dijelaskan Syekh Nawawi, sifat-sifat Allah tersebut wajib diketahui oleh setiap orang mukalaf (Muslim dewasa yang sudah terbebani hukum atau perintah).
Banyak ulama yang juga menganjurkan setiap orang Islam untuk mengenal sifat Allah ini. Dalam berbagai keterangan, disebutkan, ''Man 'Arafa nafsahu faqad 'Arafa Rabbahu.'' (Barang siapa yang mengenal dirinya, dia akan mengenal Tuhannya).
Selanjutnya, dalam buku ini, diterangkan pembagian dari sifat 20 tersebut. Sifat 20 itu terbagi dalam empat bagian. Pertama, sifat nafsiyah (jiwa). Sifat ini menunjukkan keberadaan Allah. Allah itu ada dan keberadaannya dapat dirasakan melalui adanya alam semesta dan seluruh ciptaan-Nya.
Yang kedua adalah sifat salbiyah, yakni meniadakan yang lain dari keberadaannya. Sifat ini ada pada qadim, baqa, mukhalafatuhu lil hawadits, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah.
Yang ketiga adalah ma'ani. Diterangkan dalam kitab tersebut, sifat ini menetapkan bahwa makna wujud-Nya yang menetap pada zat-Nya yang sesuai dengan kesempurnaan-Nya. Sifat ma'ani ini ada tujuh, yaitu sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara (qudrat, iradah, ilmu, hayyu, sama', bashar, dan kalam).
Sedangkan, yang keempat adalah sifat ma'nawiyah yang bernisbah pada sifat ma'ani. Disebut ma'nawiyah karena sifat itu menetap pada sifat ma'ani, yaitu maha berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara.[]