Terjemah TAFSIR JALALAIN 4 Jilid
Rincian Buku :
» Pengarang | :Imam Jalaluddin al Mahalli was Suyuthi |
» Alih Bahasa | : Bahrun Abi Bakar, Lc |
» Penerbit | : Sinar Baru Algensindo |
» Cover | : Kalf Cover |
» Dimensi | : A5 (14.8 x 21 cm) |
» Isi Kertas | : Newspaper |
» Jumlah Halaman | : 30 Juz Lengkap |
» Berat | : @700 Gram |
» ISBN | : 9786027180284 |
Deskripsi Produk
HARGA DISKON
» Jilid 1 = |
» Jilid 3 = |
» Jilid 2 = |
» Jilid 4 = |
Dalam dunia keilmuan islam, terdapat sejumlah tafsir Alquran yang menjadi rujukan kaum Muslim. Dan salah satu kitab yang terkenal yakni Kitab Tafsir Al-Jalalain. Mengapa dinamakan Tafsir Al-Jalalain?
Asal usul penamaan kitab tafsir ini tak terlepas dari nama kedua penulisnya. Kitab Tafsir al-Jalalain atau dua Jalal dikarang dua orang ulama besar dari guru-murid, yaitu al-Imam Jalal al-Din al-Mahalli (wafat 864 H/1460 M) dan al-Imam Jalal al-Din al-Suyuthi (wafat 911 H/1505 M).
Adapun Jalaludin al-Mahalli mengawali penulisan tafsir sejak dari awal surat Al-Kahfi sampai dengan akhir surat An-Naas, setelah itu ia menafsirkan surat Al-Fatihah sampai selesai. Al-Mahalli kemudian wafat sebelum sempat melanjutkannya.
Jalaluddin as-Suyuthi kemudian melanjutkannya, dan memulai dari surat Al-Baqarah sampai dengan surat Al-Isra.
Kemudian ia meletakkan tafsir surat Al-Fatihah pada bagian akhir urutan tafsir dari Al-Mahalli yang sebelumnya. Namun, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai kadar kerja masing-masing penafsir tersebut.
Tafsir Al-Jalalain merupakan kitab fenomenal dalam perjalanan sejarah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang ilmu Tafsir. Kelugasan bahasa dan metode penyampaiannya yang sederhana tidak menghalangi keterpopuleran buku ini di tengah-tengah karya para ulama yang mendalam dan luas keilmuannya. Tafsir ini diakui oleh kalangan ulama sebagai tafsir yang begitu banyak memberikan manfaat.
Keistimewaaan tafsir ini disebutkan, yang pertama, menjelaskan makna-makna dari setiap ayat Alquran. Kedua, bersandar hanya kepada riwayat yang paling kuat. Ketiga, memberikan catatan tentang kedudukan kalimat yang dibutuhkan.
Keempat, memberikan penjelasan tentang perbedaan qiraat di tempat-tempat yang terdapat perbedaan berdasarkan qiraat yang terkenal. Kelima, menghindarkan dari bertele-tele dalam penjelasan sehingga dalam uraian yang ada benar-benar ungkapan yang dipilih secara cermat dan tepat.