Lombok Timur – Desa Tetebatu mencuri perhatian dunia dengan keindahannya. Selain keelokannya, desa itu memiliki sebuah Al Quran kuno misterius yang dijaga dan disakralkan oleh warganya.
detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika ke Desa Tetebatu, Lombok Timur. Berada di ketinggian 600 mdpl, Tetebatu diberkahi dengan alam hijau yang menghampar luas.
Penduduk desa ini 100 persen menganut agama islam. Tiap tahunnya, perayaan Maulid menjadi tradisi yang dipersiapkan dalam kesakralan.
Dalam tradisi tersebut ada sebuah benda pusaka yang tak boleh ketinggalan, Al Quran. Namun, Al Quran Tetebatu tidak sembarangan.
Al Quran ini sangat kuno, karena sudah diturunkan dari nenek moyang. Bahkan, tak ada yang tahu siapa yang memilikinya.
Alquran dan Benda Pusaka di Desa Tetebatu LombokAlquran dan Benda Pusaka di Desa Tetebatu Lombok
“Al Quran itu dititipkan oleh seseorang yang misterius kepada nenek moyang kami,” kata Dinan, kepala Dusun Tete Kopong.
Tak hanya Al Quran, jubah, keris beserta beberapa barang milik orang misterius itu juga dititipkan bersama.
“Kata nenek moyang kami, jika saatnya tiba Al Quran itu akan dijemput kembali oleh pemiliknya. Kami hanya menjaganya saja,” dia menambahkan.
Al Quran tersebut memang sangat tua. Disampul dengan kulit kayu, Al Quran ini terlihat sedikit lapuk dan usang. Bukan berarti bahwa Al Quran ini tak bernilai.
Usianya yang misterius itulah justru membuatnya semakin menarik. Buku-buku kertasnya sedikit rapuh dengan noda coklat penanda zaman yang telah berlalu. Alquran dan Benda Pusaka di Desa Tetebatu LombokAlquran dan Benda Pusaka di Desa Tetebatu Lombok.
“Al Quran ini ditulis dengan tangan, tulisan di tiap lembarnya beda-beda. Karena mungkin dulu yang nulis bukan satu orang,” Dinan mengisahkan.
Al Quran ini ditempatkan di Bale Maliq atau rumah haram. Artinya tak sembarangan aktivitas yang bisa dilakukan di sini. Jangankan aktivitas, yang mau masuk saja ‘dipilih’ oleh sang Al Quran.
“Kalau niatnya buruk, pintu Bale Maliq tak akan terbuka,” katanya.
Hal ini terjadi seminggu sebelum detikTravel datang. Dinan bercerita bahwa ada serombongan pejabat yang datang untuk melihat Al Quran ini. Tapi sayang, pintu dari Bale Maliq tak mau terbuka.
“Mau melihat Al Quran ini juga tak boleh sembarangan, harus memakai baju adat,” ujar Dinan.
“Bahkan warga di dusun ini saja belum pernah melihat Al Quran ini,” dia menambahkan.
Al Quran ini tidak boleh digunakan kecuali saat tradisi Maulid. Bale Maliq dijaga oleh seorang juru kunci yang bernama Amak Sukirman dan sudah berumur 90 tahunan.
“Pesan dari buyut kami, kalau Al Quran ini sudah dikenal, maka semua akan dibangun oleh pemerintah,” kata Dinan.
Benar saja, saat ini Desa Tetebatu sudah dikenal oleh dunia. Saat gempa, pemerintah menyumbangkan bahan bangunan untuk Bale Maleq.
Sayang, bangunan yang disumbangkan pemerintah sangat modern. Sehingga bertentangan dengan warga adat.
Sumber : https://travel.detik.com/